KONEKSI ANTAR MATERI, modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagi pemimpin
KONEKSI
ANTAR MATERI
Modul
3.1 Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai Pemimpin
Eka
Noviyanti, S. Pd.SD
CGP Angkatan 7 Kabupaten Lampung Barat
Bagaimana filosofi Ki Hajar
Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin?
Menutut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah menuntun tumbuh
kembang anak sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman
untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingguinya baik sebagai manusia ataupun
anggota masyarakat. Dan sebagai seorang guru dalam menuntun murid harus
berpedoman pada Pratap triloka KHD yantu guru jika berada di depan guru harus
menjadi teladan, jika berada ti tengah guru harus bisa memberikan motivasi, dan
ketika berada di belakang guru harus bisa memberikan dukungan. Guru harus bisa
berpihak pada murid, memberikan kebebasan kepada murid dalam belajarnya tetapi
guru juga harus bisa menjadi pamong bagi muridnya membimbing murid agar tidak
kehilangan arah, dan menuntun murid dalam menemukan kekuatan kodratnya serta
mengembangkan potensi dirinya. Maka guru atau pemimpin pembelajaran harus bisa
mengambil keputusan yang bijak dan berpihak pada murid dalam mengembangkan
pembelajaran.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam
diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan
suatu keputusan?
Sebagai seorang guru kita harus memilikan nilai-nilai yang
tertanam dalam diri yaitu guru harus berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif,
inovatif dan reflektif, jika kita berpedoman pada nilai-nilai tersebut maka sebagai
seorang pemimpin pembelajaran akan bijak dalam mengambil keputusan untuk
pengembangan pembelajaran murid-muridnya, jika nilai berpihak pada murid
tertanam dalam diri seorang pemimpin pembelajaran maka dalam mengambil suatu
keputusan akan mengutamakan kepentingan murid, jika seorang pemimpin
pembelajaran memiliki nilai mandiri maka secara sadar dirinya akan melakukan pengembangan-pengembangan
dirinya dan belajar untuk menigkatkan kompetensinya untuk kemajuan pendidikan
bagi murid-muridnya, jika seorang pemimpin pembelajaran memiliki nilai
kolaboratif akan memuwujudkan perubahan pendidikan yang merata yang berdampak
pada murid saling berbagi dan bekerja sama, jika pemimpin pembelajaran memiliki
nilai inovatif maka akan dapat menciptakan perubahan- perubahan baru yang
membangkitkan motivasi murid dalam pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan
belajar murid dan jika seorang pemimpin pembelajaran memiliki nilai reflektif
maka segala langkah dalam pembelajaran yang telah dilakukan akan selalu di
evaluasi, memerima masukan dan memperbaiki diri secara berkala. Sehingga jika
nilai-nilai guru penggerak tertanam dalam diri seorang pemimpin pembelajaran
maka seorang pemimpin pembelajaran akan bijak dalam mengambil keputusan,
berpihak pada anak sehingga menciptakan keputusan yang berdampak positif untuk
kemajuan muridnya.
Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah
pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal
ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Coaching
adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang
sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki
orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah
apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis.
Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan
langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap
keputusan yang kita ambil.
Pembimbingan
yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu
saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan
tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai
kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat
saya pertanggung jawabkan.
Kompetensi
Coaching kehadiran penuh, pendengar aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot,
Coaching dilakukan dengan tahapan alur TIRTA yaitu Tujuan, Identifikasi,
Rencana aksi dan Tanggung jawab.
Dalam pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan Coaching, karena seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengambil keputusun yang berbasis nilai-nilai kebajikan, dalam mengambil keputusan perlu adanya arahan, pemikiran kreatif untuk menghasilkan keputusan yang efektif, coaching dapat mengarahkan sesorang dalam mengambil suatu keputusan yang bijak dengan menggali potensi dirinya sendiri, melalui pertanyaan-pertanyaan yang berbobot sehingga dapat memberdayakan potensi diri dan menghasilkan keputusan yang bijak dan dapat dipertanggung jawabkan. Melalui Coaching dapat menghasilkan keputusan yang efektif dengan ide-ide kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang guru harus dapat mengelolah dan menyadari aspek sosial
emosional dalam dirinya karena aspek sosial emosional sangat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan apalagi yang menyangkut dilemma etika, seorang guru harus
bisa mengambil keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan maka untuk
menghasilkan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan harus memiliki
kompetensi sosial emosional yang mampu mengolaah dan menyadari situasi sosial
emosionalnya. Kompetensi sosial emosional meliputi kompetensi kesadaran diri
dimana seorang guru dapat mengenali dan menyadari aspek sosial emosionalnya,
kompetensi manajemen diri dimana seorang guru dapat mengelolah situasi sosial
dan emosinalnya, kompetensi kesadaran sosial dimana seorang guru memiliki sikap
empati kepada orang lain, keterampilan relasi dimana sorang guru dapat menjalin
hubungan yang baik dengan orang lain dan keterampilan pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab dimana seorang guru dapat mengambil keputusan yang
bijak. Kompetensi sosial emosional sangat penting dan dapat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan terutama dalam kasus dilema
etika yang berhubungan dengan dua nilai kebajikan yang sama-sama benar.
Sehingga dalam mengambil keputusan harus benar-benar dipertimbangkan dan tidak
merugikan pihak lain.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus
pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid dan
mengutamakan kepentingan murid, dalam mengambil
suatu keputusan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar menghasilkan
keputusan yang efektif, untuk membahas studi kasus harus melakukan identifikasi terlebih dahulu apakah
kasus tersebut merupakan bujukan moral atau dilema etika, dalam mengambil
keputusan harus mengetahui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan
keputusan. Dalam mengidentifikasi suatu kasus kita harus memahami dulu kasusnya
apakah bujukan moral (benar vs salah), ataulah dilema etika (benar vs benar)
dengan melalui beberapa langkah dan melalui beberapa penguji, jika kasus
tersebut bujukan moral maka keputusan kita harus sesuai dengan
prinsip/nilai-nilai/aturan dan bertindak tegas, tetapi jika kasus tersebut
dilema etika kita harus benar-benar mempertimbangkannya dengan melihat 4
paradigma, berdasarkan 3 prinsip, dan melalui 9 langkah pengambilan keputusan.
Kempetensi dalamn pengambilan keputusan harus berdasarkan berpihak pada murid,
berdasarkan nilai kebajikan dan bertanggung jawab.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat,
tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman.
Dalam pengambilan keputusan yang pertam mengidentifikasi terlebih dahulu kasus-kasusnya, kita tentukan dahulu kasus tersebut apakah bujukan moral atau dilema etika, tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat, dengan melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan sesuai dengan 9 langkah pengambilan keputusan. maka keputusan tersebut akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan yang ada dilingkungan saya dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut dilemma etika yaitu perasaan, dimana harus memutuskan antara 2
nilai kebajikan yang sama-sama benar. Yang menjadi tantangan bagi saya juga
ketika harus merubah kebiasaan atau budaya sekolah yang sudah terjadi, dan
ketika keputusan itu diputuskan sepihak oleh pimpinan saja dan memaksa guru
harus melakukan keputusan yang slah dan tidak berpihak pada murid.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang
kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Dalam pengambilan keputusan sangat berpengaruh dalam pengajaran
memerdekakan murid, bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat berpihak pada murid dan memerdekakan murid, melakukan
perubahan-perubahan dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid. Dan
seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memutuskan pembelajaran yang tepat dan
mengakomodir kebutuhan murid dengan memberikan pembelajaran yang berdiffensiasi
yang menuntun anak untuk mengembangkan potensinya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Ketika guru sebagai pemimpin
pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak
pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi
oang-orang yang merdeka, mandiri, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan
yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Dari pengambilan keputusan yang
efektif akan melahirkan penerus bangsa yang memiliki profil pelajar pancasila,
dan murid akan tumbuh secara holistik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamannya, mereka juga akan tumbuh
menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam
mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.
Keputusan yang diambil haruslah berpihak
kepada murid dan memerdekakan anak, karena keputusan itu akan membuat anak
mandiri dan kuat untuk percaya dengan potensi dirinya, sehingga mereka akan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kekuatan kodratnya.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang didapat dari
pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :
Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa
mengambilan keputusan yang bijak, berpihak pada murid dan memerdekakan anak,
sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa guru adalah pamong yang bisa
menuntun anak agar tidak kehilangan arah serta melayani anak dengan sepenuh
hati, memberikan pembelajaran yang berpusat pada anak. Untuk melakukan itu
seorang guru harus memiliki dan menamankan nilai-nilai guru penggerak (berpihak
pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif).
Dalam melakukan perubahan, Pemimpin
pembelajaran harus berani mengambil keputusan dengan resiko yang harus dihadapinya,
dengan melakukan perubahan positif menggunakan alur BAGJA untuk mewujudkan
perubahan tersebut.
Pemimpin pembelajran juga harus bisa menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif dengan disiplin positif,
mengarahkan anak untuk menjadi orang yang berkarakter baik sesuai dengan profil
pelajaran pancasila, Dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif itu
dibutuhkan keberanian dalam mengambil keputusan.
Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa
menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan dapat memenuhi kebutuhan
belajar murid, maka pemimpin pembelajaran harus bisa mengambil keputusan dalam
menentukan proses pembelajaran untuk murid-muridnya yang dapat mengakomodir
kebutuhan muridnya dengan pembelajaran differensiasi.
Dalam pengambilan keputusan seorang guru
harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness)
dan menguasai kompetensi sosial emosional untuk menghantarkan muridnya menuju
profil pelajar pancasila.
Dalam pengambilan keputusan
diperlukan keterampilan coaching, karena coaching dapat memberdayakan potensi
seseorang untuk menemukan ide-ide kreatif dalam mengatasi masalahnya sendiri, sehingga
mereka dapat mengambil keputusan yang efektif dan mendapatkan solusi dari
permasalahnnya melalui potensi yang dimikinya.
Untuk mewujudkan murid menuju profil
pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga
diperlukan kompetensi dalam mengambil keputusan, pengambilan keputusan dapat
melihat dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut
berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut Anda di luar dugaan?
Bujukan moral adalah dimana adanya kasus yang berlawanan antara
benar dan salah, sedangkan dilemma etika yaitu dimana menghadapi suatu kasus
antara 2 nilai kebajikan yaitu niali benar lawan benar. Dalam menganalisis
kasus harus melihat 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsif pengambilan keputusan
dan 9 langkah pengambilan dan penguji keputusan.
4 paradigma pengambilan keputusan
1. Kebenaran lawan kesetiaan
2. Keadilan lawan kasihan
3. Individu lawan kelompok
4. Jangka pendek lawan jangka panjang
3. Prinsip pengambilan keputusan
1. Berfikir berbasis hasil akhir
2. berfikir berbasis prinsip/nilai-nilai
3. berfikir berbasis rasa peduli
9 Langkah pengambilan keputusan dan penguji keputusan
1. Mengenali niali-nilai yang saling
bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
4. Pengujian benar atau salah (uji legal,
uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
5. Pengujian paradigm benar lawan benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi obsi trilemma
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah
Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul
ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi dilema etika, sebenarnya
saya sudah menerapkan berdasakan paradigm, prinsip pengambilan keputusan dan bebrapa
langkah pengambilan keputusan seperti di dalam modul, hanya saja tidak
berurutan da nada beberapa langkah yang tidak saya terapkan serta saya belum memahami secara menyeluruh konsep
tentang pengambilan keputusan tersebut
Bagaimana dampak mempelajari konsep
ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil
keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak bagi saya seteleh mempelajari konsep ini yaitu saya
bertambah ilmu dan wawasan tentang kepemimpinan, bagaimana seorang pengimpin
harus mengambil keputusan yang efektif dan berpihak pada murid, sebelum
mempelajari konsep ini dalam mengambil
keputusan saya lebih cendrung menuruti pimpinan dan suara terbanyak, tetapi
setelah mempelajari konsep ini saya mulai memahami jika keputusan yang diambil
harus benar-benar dipertimbangkan, dianalisis berdasarkan 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah penguji keputusan dan keputusan
harus berpihak pada murid dan berdampak pada murid.
Seberapa penting mempelajari topik modul
ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya pembelajaran modul ini sangat penting, karena
keputusan adalah hal yang sangat penting
dalam kehidupan, keputusan akan berdampak bagi masa depan, jika kita sudah
memahami langkah-langkah dalam mengambil keputusan ini maka keputusan yang di
ambil akan efektif dan tidak merugikan orang orang lain.
Komentar
Posting Komentar